|
Komik Indonesia zaman dulu |
Cara
bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman
kerajaan-kerajaan di kepulauan nusantara. Salah satu contoh cara bercerita
menggunakan gambar ini pada masa purbakala adalah relief-relief yang terdapat
pada candi-candi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Komik
Indonesia lahir pada 1931 ketika harian Sin Po memuat komik humor yang
menceritakan tentang seorang tokoh gendut Put On, karya Kho Wang Gie. Kemudian
disusul dengan mingguan Star Magazine yang memuat Si Tolol, dan Star Weekly
dengan Oh Koen. Komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi
dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Di awal tahun 1950-an,
salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di
harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan
Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik
ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian
pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis
komik Indonesia.
Hingga
pada tahun 1954, banyak komikus Indonesia yang menjiplak dan melakukan imitasi
terhadap cerita-cerita serta superhero dari komik-komik barat. Selain itu juga
banyak dibuat komik-komik yang menceritakan kisah-kisah perjuangan kemerdekaan
hingga kepada dongeng dan legenda. Hingga pertengahan tahun 1971, judul komik
Indonesia yang terbit dan beredar berada di atas angka 800.
Periode
1970-an muncul banyak komik fantasi Indonesia,
yang merupakan pengaruh masuknya komik superhero Amerika terbitan Marvel
Comics, DC Comics, dan lainnya. Bahkan beberapa komikus banyak beralih membuat
komik fantasi seperti Kus Bram. Selain itu juga muncul genre silat
dengan fantasi dan mistik. Sayangnya perkembangan komik Indonesia yang pernah
mengalami masa keemasan tersebut mulai surut sekitar tahun 1970, disusul dengan
masuknya komik-komik lisensi yang diterbitkan di Indonesia, seperti misalnya
Tintin, Lucky Luke, Richie Rich, Casper, Smurf dan lain-lain. Sekitar tahun
1990 mulai masuk komik-komik dari Jepang (Candy- candy, Doraemon, Kung Fu Boy)
dan Hong Kong (Tiger Wong, Tapak Sakti).
Gerakan
komik lokal 90-an. Setelah kemandegan komik lokal hingga awal 90-an, generasi
baru mulai muncul. Generasi baru 90-an sebagian besar adalah para mahasiswa
perguruan tinggi di kota-kota besar terpusat di Jakarta,
Bandung, Yogya
pelan-pelan mulai membangun frame gerakan komik masing-masing. Komikus-komikus
muda cenderung menerima pengaruh dari style komik Jepang dan Amerika.
Meski tidak semua mengadopsi gaya tersebut, tapi
pilihan terhadap gaya
Jepang atau Amerika nampak pada komikus atau studio komik yang lebih
berorientasi pada kondisi pasar sekarang.
Ada dua
aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih
dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotype manga).
|
Salah satu komik terbitan KOLONI |
Belakangan,
Komik Indonesia yang banyak diterbitkan oleh KOLONI, salah satu lini penerbitan
komik milik m&c Gramedia Grup, lebih banyak menampilkan komik Indonesia
dengan gaya gambar "manga". Beberapa komikus sepakat, Komik Indonesia
adalah komik yang dibuat (cerita dan/atau gambarnya), diproduksi,
disebarluaskan, oleh komikus & orang-orang Indonesia. dan DI INDONESIA.
Beberapa
nama komikus Indonesia yang sedang naik daun sekarang contohnya Is Yuniarto,
Mazjojo, Galang Tirtakusuma, Aloysius Alfa, Anca Sulaiman, dll. Dan beberapa
studio komik yaitu LESEHAN, KOMIKERS, dll.
Satu
hal yang sangat ironis, sekarang banyak komikus muda sibuk dituntut untuk
membuat “komik Indonesia”, padahal sebagian besar dari mereka hanya sempat
membaca 1 atau 2 buah karya “leluhurnya”. Karena itulah banyak komikus muda
yang sulit menemukan gambaran yang sempurna tentang komik Indonesia
yang ideal. Padahal kalau dicermati, komik Indonesia
masa lalu mengungkap fakta bahwa sejak dahulu para komikus senior tidak pernah
memusingkan tentang bagaimanakah “komik Indonesia”
yang sebenarnya. Terbukti bahwa mereka juga terpengaruh oleh komik-komik asing
pada masa itu. Yang jelas, mereka membuat karyanya dengan sepenuh hati dan
jujur, terlihat dari alur cerita yang menarik, karakter yang kuat, serta teknik
berkomik yang luar biasa. Maju terus KOMIK INDONESIA! :)